Sabtu, 29 Desember 2018

PANDUAN MEMBUAT DAN MENGISI FORM BUKU INDUK PERPUSTAKAAN



Setelah memberikan nomor induk buku perlu pula dicatat dalam buku yang disebut “daftar buku induk”. Untuk koleksi berupa majalah dan surat kabar, tidak dicatatkan pada buku induk tetapi dalam kartu majalah atau surat kabar. Hal-hal yang perlu dicatat dalam daftar buku induk adalah:

  1. Nomor induk buku, yaitu dimulai dari nomor 001 semua buku termasuk majalah yang sudah dibendel/jilid diberi satu nomor
  2. Pengarang, yaitu ditulis nama lengkap pengarang tanpa title
  3. Judul, ditulis secara lengkap kalau terlalu oanjang dapat disingkat dengan titik 3 ‘…’
  4. Penerbit, tulislah nama penerbit misalnya ALUMNI ( tanpa PT ATAU CV)
  5. Tempat terbit, misalnya JAKARTA, SURABAYA, dsb
  6. Tahun terbit, misalnya 2014
  7. Cetakan/Edisi, misal edisi 1, 2, dst.
  8. Sumber atau asal, asal perolehan misalnya pembelian (P), hadiah (H), tukar menukar (Tm), titipan (Tt)
  9. Harga, misalnya Rp. 10.000
  10. Keterangan, diisi sesuai kebutuhan, misalnya buku hibah dari siapa, atau kondisi buku itu bagaimana






MENGENAL MEDIA GRAFIS DALAM PERPUSTAKAAN

MEDIA GRAFIS
Media grafis termasuk kategori media visual, yaitu suatu media yang berfungsi sebagai alat penyimpan dan penyalur pesan yang dituangkan dalam bentuk lambang atau simbol komunikasi visual.
Jenis jenis media grafis berdasarkan bentuk-bentukya:
a. Media grafik (graph)
Adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Media grafik berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti. Media grafik dapat berupa tabel, diagram, bagan dan lain-lain.
Ketentuan umum pembuatan grafik:
a. Judul grafik: judul terletak di atas tengah gambar atau grafik dan menggambarkan ciri data tersebut ( what, where, dan when)
b. Garis horizontal maupun garis vertikal sebagai koordinat harus di atas agar garis kurva tampak jelas
c. Skala harus ada dan jelas mis (tahun, hari, kg, celcius)
b. Diagram
Susunan garis-garis yang menyerupai peta. Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari obyek secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antara komponenya atau sifat-sifat proses dari suatu obyek.
Contoh: diagram ruang kelas, pada saat membeli pesawat radio biasanya disertai dengan diagram yang menjelaskan secara garis besar cara kerja radio itu.
Karakteristik suatu diagram:
1. Bersifat simbolik abstrak yang sulit dimengerti
2. Untuk membaca diagram, seseorang harus mempunyai latar belakang ilmu tertentu
3. Diagram dapat memperjelas arti
c. Bagan (chart)
Media grafis yang penyajianya secara diagramatik dengan menggunakan simbol-simbol atau lambang-lambang.
Jenis jenis bagan:
1. Bagan bertahap
· Bagan lipat atau balik (flip chart)=bagan dapat dilipat
· Bagan tertutup atau hidden chart
2. Bagan penuh
· Bagan pohon
· Bagan alur
· Bagan garis waktu
· Bagan arus
d. Grafik
Grafik merupakan bagian dari bagan, grafik menyajikan informasi dengan titik-titik, garis, atau gambar. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsip matematika.
Jenis jenis:
· Grafik batang
· Grafik lingkaran
· Grafik bergambar misalnya gambar manusia
e. Tabel
Jenis-jenis:
a. Tabel umum:
Manfaat:
· Menyajikan data aslinya sehingga dapat menjadi rujukan tabel khusus
· Menjadi sumber keterangan untuk data asli
· Sebagai penyusun tabel khusus
b. Tabel khusus
Merupakan penjabaran dari tabel umum. Gunanya untuk menggambarkan adanya hubungan atau asosiasi khusus dan menyajikan data yang terpilih dalam bentuk sederhana.
Macam-macam:
a. Tabel univariate
Menggambarkan penyajian data untuk satu variabel atau objek saja.
b. Tabel bivariate
Tabel yang menyajikan data dari dua atau lebih suatu objek atau variabel secara silang.

 JENIS MEDIA GRAFIS LAIN

Gambar representasi yaitu suatu gambar yang menyajikan visualisasi dari suatu objek atau benda yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknik fotografi, gambar dan lukisan.
A. Foto, Gambar, Dan Lukisan
Manfaat:
· Bagian dari seni dekoratif artistik yang menghiasi ruang perpustakaan
· Fungsi informatif atau menyajikan informasi tertentu kepada pemustaka
Keuntungan :
· Bersifat konkret dan lebih realistis
· Mengatasi batasan ruang dan waktu
· Memperjelas suatu masalah
· Relatif murah dan mudah

Teknik pembuatan
Salah satu teknik pembuatanya adalah photography, yakni proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media peka cahaya

Alat yang diperlukan
· Pocket/compact: kamera saku menggunakan film format 35mm
· Rangefinder: kamera pencari jarak, format 35 mm
· SLR (single lens reflex): kamera lensa tunggal, disebut juga kamera sistem, format 35 mm
· TLR (twin lens reflex): kamera lensa ganda
· Viewfinder, format medium
Jenis film kamera
· Film B/W, filmm negatif hitam putih
· Film negatif warna, sering kita pakai
· Film positif, biasa disebyt slide

Format film

a. APS, advanced photography syistem, format film 16 x 24 mm
b. Format 135. Dikenal juga dengan film 35 mm, ini paling populer
c. Medium format, format sedang
d. Large format, format besar

Jenis kamera digital
a. Consumer, memiliki mode manual dan paling mudah
b. Prosumer, SLR -like, lensa tidak dapat diganti
c. DSLR, digital-SLR

Mendokumentasikan foto analog menjadi digital
Hasil pemindahan foto dari analog ke digital dikenal dengan analog hybrid. Hasil pemotretan dahulu yang menggunakan klise di scan menjadi bentuk digital
B. Peta, Atlas, Dan Globe
Sejarah peta
· Ilmu yang mempelajari peta disebut kartografi
· Peta dibuat pertama kali oleh GERARDUS MERCATOR (1512-1594)
Unsur-unsur peta
· Judul
· Skala
· Lambang
· Garis pinggir
· Arah mata angin
Jenis-jenis peta
a. Peta umum
Peta yang menggambarkan kenampakan umum
Macam-macam:
1. Peta dunia: peta yang menggambarkan bentuk dan letak wilayah setiap negara di dunia.
2. Peta korografi: peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersekala kecil yakni 1:250.000 s/d 1:1.000.000. peta korografi menggambarkan seluruh penampakan alam di daerah tersebut.
3. Peta topografi: peta yang menggambarkan permukaan bumi dan reliefnya/ketinggian tempatnya.
b. Peta tematik/peta khusus
Peta yang menggambarkan satu atau beberapa aspek saja dari gejala permukaan bumi

Jenis peta berdasarkan skala:
1. Peta kadaster: skalanya 1:5000 s/d 1:100
2. Peta skala besar: 1:250.000
3. Peta skala menengah: 1:500.000
4. Peta skala kecil: 1:1.000.000

C. Poster
Poster adalah media grafis yang menghubungkan antara gambar dan tulisan yang digunakan untuk menyampaikan satu atau lebih ide pokok.
· Teknik membuat poster disebut litografi
· Litografi: seni mencetak tinta pada rangkaian lempengan atau pahatan batu
· Ditemukan oleh Alois Snefelder tahun 1789 di Austria

HAL PENTING YANG PERLU DILAKUKAN DALAM PROSES INVENTARISASI


Dalam pengelolahan perpustakaan bahan pustaka tak hanya sekadar ditata dalam rak. Bahan pustaka yang telah diadakan butuh diolah untuk dapat dimanfaatkan pengguna. Tujuan pengelolahan koleksi adalah membuat sarana temu balik sehingga memungkinkan pengguna menemukan koleksi yang diperlukan melalui kartu katalog dan atau melalui susunan koleksi di rak. Pengolahan bahan pustaka meliputi inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, penyelesaian dan pengaturan koleksi.
Inventarisasi adalah kegiatan memeriksa, memberi stampel, dan mencatat semua koleksi perpustakaan dalam buku induk.
a.       Pemeriksaan
Pemeriksaan perlu dilakukan terhadap setiap buku yang masuk ke perpustakaan. Jika ditemukan masalah seperti kerusakan penjilidan, kurang halaman, cetakan tidak jelas, sobek, segera disampaikan kepada pihak pengirim untuk penyelesaian lebih lanjut. Selain itu pemeriksaan juga dapat memastikan apakah jumlah buku sesuai dengan pemesanan atau terdapat kesalahan dalam pengirimanya.
b.      Pemberian stampel kepemilikan
Pada umumnya perpustakaan perlu memberikan tiga kali stampel kepemilikan pada buku yang dimiliki. Stampel pertama di balik halaman judul, pada tempat yang tidak ada teksnya, kedua pada halaman akhir buku dan ketiga pada satu halaman tertentu yang merupakan rahasia perpustakaan yang bersangkutan.
c.       Pemberian nomor induk buku
Nomor induk adalah nomor unit dari semua buku yang ada di perpustakaan, mulai dari nomor satu sampai nomor terakhir dari setiap buku yang dimiliki. Tempat nomor induk biasanya di dekat stampel buku di balik halaman judul. Nomor induk terakhir menentukan jumlah buku di perpustakaan.
d.      Pencatatan dalam buku induk atau inventaris
Setelah selesai memberikan nomor induk buku perlu pula dicatat dalam buku yang disebut “Daftar Buku Induk” untuk koleksi berupa majalah dan surat kabar, tidak dicatatkan pada buku induk, tetapi dalam kartu majalah atau surat kabar.
Kegiatan inventarisasi merupakan kegiatan yang sangat vital dilakukan. Karena inventarisasi merupakan kegiatan awal untuk mendata buku sebelum dilaksanakan proses sirkulasi. Pustakawan harus jeli dan teliti dalam proses pelaksanaanya.

referensi: buku pedoman pengelolahan perpustakaan sekolah

PENDIDIKAN LITERASI INFORMASI OLEH PUSTAKAWAN SEBAGAI PENANGKAL INFORMASI HOAX

Dalam kehidupan yang serba modern, informasi menjadi kebutuhan vital bagi kehidupan manusia. Informasi dibutuhkan untuk menunjang kegiatan sehari-hari, baik itu dalam bidang ekonomi, politik, sosial maupun pendidikan. Masyarakat membutuhkan informasi untuk menunjang pergerakanya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sarana guna menunjang percepatan pergerakan informasi. Beriringan dengan perkembangan teknologi, kini informasi sudah mulai terkoneksi satu sama lain melalui digitaliasi informasi secara online.
Digitalisasi kehidupan manusia juga secara bertahap akan merubah kehidupan masyarakat, yang bermula  society menjadi knowledge society (Klaus Schwab, 2015). Perubahan paradigma sosial ini didorong oleh semakin terintegrasinya sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke dalam masyarakat secara seamless dan realtime. Teknologi membuat masyarakat mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Saat ini, media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi masyarakat.
Penyebaran informasi melalui media sosial berkembang sangat masif. Realita yang terjadi, informasi apapun cepat menjadi viral dalam sekejap saja. Fenomena ini berimplikasi pada mudahnya mempercayai informasi yang diperoleh dari sumber yang belum tentu benar  untuk kemudian disebar kepada yang lainnya. Meskipun bisa jadi informasi tersebut merupakan berita hoax. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘hoaks’ adalah ‘berita bohong.’ Dalam Oxford English dictionary, ‘hoax’ didefinisikan sebagai ‘malicious deception’ atau ‘kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat’.
Rendahnya budaya literasi atau membaca buku menjadi salah satu penyumbang penyebaran berita yang menyesatkan dan tidak sesuai fakta (hoax). Berdasarkan data Perpustakaan Nasional tahun 2017, frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata hanya tiga sampai empat kali per minggu. Sementara jumlah buku yang dibaca rata-rata hanya lima hingga sembilan buku per tahun. Rendahnya tingkat literasi ini membuat masyarakatnya masih awam dalam memilah berita yang sesuai fakta maupun berita yang menyesatkan sehingga mudah terpengaruh oleh berita hoax.
Penyebaran berita hoax menjadi tantangan tersendiri bagi pustakawan, pustakawan merupakan bagian tidak terpisahkan dari sikap profesionalisme dan sikap sosial untuk membimbing manusia dalam proses belajar sepanjang hayat. Melalui perpustakaan, pustakawan dapat memberikan pendidikan dasar literasi informasi kepada pengguna. Menurut Dictionary of Library and Information Science, literasi informasi adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, termasuk pemahaman bahan perpustakaan diatur, akrab dengan sumber yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran otomatis) dan ilmu pengetahuan dari teknik yang biasanya digunkan.
Literasi informasi merupakan kemampuan seorang manusia yang akan menyelamatkan individu dari sesatnya hoax. Melalui literasi informasi, masyarakat akan dilatih untuk membaca dan mengkonfirmasi apakah berita yang dibaca memang benar ataukah merupakan berita hoax. Perpustakaan memberikan dasar literasi informasi kepada pengguna melalui berbagai media dan sumber daya yang dimilikinya. Pustakawan dituntut lebih aktif menyediakan informasi yang benar dan bermutu melalui literasi informasi. Pustakawan juga harus mampu menganalisis berita yang termasuk hoax atau tidak, disertai dengan bukti yang menguatkannya.
Salah satu gerbang untuk menggerakkan pendidikan literasi informasi adalah dunia Pendidikan. Sekolah adalah salah satu wadah untuk menempa pemahaman dan mental dalam memerangi berita hoax. Melalui pendidikan literasi informasi di perpustakaan sekolah, siswa akan dibimbing bagaimana menemukan informasi yang sebenarnya

KATALOGISASI

A.  PENGERTIAN KATALOGISASI
Pengertian Katalog
Katolog adalah daftar koleksi perpustakaan. Katolog bisa disusun berdasarkan alfabetis nama pengarang, judul, nama penerbit dan lain – lain tergantung pustakawan di sekolah masing-masing. Katalog merupakan kumpulan buku -buku yang sudah masuk kedalam perpustakaan.
Katalog adalah Presentasi ciri-ciri dari sebuah bahan pustaka atau dokumen (misalnya: judul, pengarang, deskripsi fisik, subyek, dll.) koleksi perpustakaan yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka tersebut yang disusun secara sistematis.
Katalogisasi (cataloging): Kegiatan atau proses pembuatan wakil ringkas dari bahan pustaka atau dokumen (buku, majalah, CD-ROM, mikrofilm, dll.). Istilah ini kadang-kadang juga meliputi klasifikasi bahan pustaka dan secara umum penyiapan bahan pustaka untuk digunakan pemakai. Kadang-kadang disebut juga dengan istilah pengindeksan (indexing).
Katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog dimana dalam katalog dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek.  Jadi katalogisasi adalah proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan mengintepretasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog.
Katalog perpustakaan adalah deskripsi  pustaka milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis (sistematis abjad, nomor klasifikasi)  sehingga dapat digunakan untuk mencari dan  menemukan lokasi pustaka dengan mudah.  Selain untuk alat bantu penelusuran koleksi, katalog dapat juga digunakan untuk mengetahui kekayaan koleksi suatu perpustakaan sebab kartu katalog mewakili   buku-buku yang ada di rak yang dimiliki oleh  suatu perpustakaan.
Perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karena nya perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu juga perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan  penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi.
Melihat fungsi dari perpustakan yang sedemikian “penting” maka layaklah diperhatikan oleh Pustakawan atau pun pengguna perpustakaan bahwa perpustakaan semestinya mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan berbagai aspek lainnya, oleh karena nya kesan perpustakaan sebagai institusi kuno harus mulai dikikis, termasuk juga masalah pelayanan perpustakaan  yang harus memulai pelayanan yang berorientasi pengguna.
Layanan di perpustakaan ideal nya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat, dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah, dengan kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih manusiawi.
Secara umum pelayanan di perpustakaan dapat diartikan suatu kegiatan atau aktivitas dalam memberikan jasa layanan kepada pengunjung perpustakaan tanpa membedakan status sosial, ekonomi, kepercayaan maupun status lainnya.

KEGIATAN INVENTARISASI PERPUSTAKAAN

Bahan-bahan pustaka yang telah dimiliki oleh perpustakaan, baik yang diperoleh dengan cara pembelian, hadiah, wakaf, tukar menukar, pinjam-meminjam, maupun dengan cara lain, harus dicatat dalam buku induk. Pencatatan bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan ke dalam buku induk ini dinamakan dengan inventarisasi bahan pustaka.
Inventarisasi merupakan tahap paling awal dalam pengolahan bahan pustaka. Manfaat dari kegiatan inventarisasi ini antara lain:
  1. Memudahkan pustakawan dalam merencanakan pengadaan koleksi pada tahun-tahun berikutnya.
  2. Memudahkan pustakawan melakukan pengawasan terhadap koleksi yang dimiliki.
  3. Memudahkan pustakawan dalam menyusun laporan tahunan tentang perkembangan koleksi yang dimiliki.
Selain itu, menurut Qalyubi (2007), dengan membuat buku inventaris yang baik serta pengisian data yang tepat maka perpustakaan akan mudah dalam membuat statistik dan laporan tentang beberapa hal yaitu :
  1. jumlah bahan pustaka yg dimiliki perpustakaan,
  2. jumlah judul dan eksemplarnya,
  3. jumlah judul dan eksemplarnya berdasarkan bahasa,
  4. jumlah buku fiksi, buku teks, buku referensi, dan lain-lain,
  5. jumlah penambahan bahan  pustaka setiap tahun, dan
  6. jumlah anggaran yang dikeluarkan”.
Untuk inventarisasi pustaka dapat dipilih bentuk buku, kartu, maupun dengan komputer. Adapun kolom inventarisasi dapat dipilih sebagai berikut:

SERBA KEPO APLIKASI SLIMS SENAYAN

Tampilan beranda aplikasi slims akasia 8.3.1               Senayan library manajemen system atau yang kerab kita sebut SliMS adalah seb...